Thursday, May 5, 2022

Dua Luka

Tanah makam papa nya belum mengering

Belum genap 40 hari

Tapi si wanita sendu menjalani Ramadhan dan Syawal nya dengan begitu berat

Ia di cintai dan dilukai dengan besaran yang sama oleh pasangannya

Pukulan mengenai wajahnya akibat dari cerobohnya sikapnya, Duh ! Itu karena bicaramu terlalu keras .. dan kemudian berlalu ..

Tapi pertengkaran tidak berkesudahan

Dia di hujat pula oleh Ibu dari pasangannya

Tak selesai sang wanita sendu menjalani hari dengan tegar sendirian

Pasangannya sering bercerita tentang buruknya perangai sang wanita sendu kepada Ibundanya tercinta

Kali ini wanita sendu dihujani lagi dengan pesan panjang yang berisikan pesakitan , wanita sendu selalu disudutkan , Ia kalah .. karena Ia tidak pandai bercerita pada Ibunya

Pun tidak bisa bercerita pada Papanya karena sudah berkalang tanah , Lalu wanita sendu bisa apa?

Ia hanya terduduk gamang di tepian … menangis sendirian sambil berusaha terlihat baik baik saja untuk adik adik dan Ibunya , lalu menyesap kotoran hidung yang muncul karena banyaknya menangis ..

Menyadari bahwa “ya” Ia menyayangi pasangannya

Dan akan melepasnya untuk memberi tahukan

“Kamu salah karena memilih melukai si wanita sendu” 

No comments:

Post a Comment

Rupanya ada juga tak biasanya

“Aishh… Sudah aku bilang bahwa tempatmu adalah menghamba padaku”, ujar si tampan kepada sang salju. Namun sang salju tak mendengarkan, karen...