Aku merapal doa panjang
Dan kemudian mau mencoba sekali lagi
Semoga di akhir benar ini surgaku …
Percobaan terakhir
Aku merapal doa panjang
Dan kemudian mau mencoba sekali lagi
Semoga di akhir benar ini surgaku …
Percobaan terakhir
Ku rapal doa doa dengan rambang
Tentang ikhlas yang tidak pernah sempurna
Tentang kalimat pesakitan yang tak kunjung usai
Katanya aku merendahkan dirinya dan keluarganya
Katanya aku begitu buruk perangai nya karena kalimat marahku
Raga mu sudah pergi tapi setiap memori tentangmu selalu bertamu
Kepergian kamu yg sederhana susah payah aku obati sendirian
Kemudian Mati rasanya kepada semua orang semakin menjadi jadi
Disaat aku sedang rapuh rapuhnya kehilangan papa
Kamu malah pergi
Kemarin aku tidak apa apa saat kamu yang menyakiti sendirian
Tapi ketika keluargamu juga turut serta
Aku menjadi tidak baik baik saja
Papa, maaf karena aku mendoakan papa sembari menangis panjang .. 40 hari sudah Papa berkalang tanah hari ini
Dan aku rindu, rasanya ingin ikut ..
Jika bukan karena papa menitipkan adik adik
Aku sudah menyerah ….
Tanah makam papa nya belum mengering
Belum genap 40 hari
Tapi si wanita sendu menjalani Ramadhan dan Syawal nya dengan begitu berat
Ia di cintai dan dilukai dengan besaran yang sama oleh pasangannya
Pukulan mengenai wajahnya akibat dari cerobohnya sikapnya, Duh ! Itu karena bicaramu terlalu keras .. dan kemudian berlalu ..
Tapi pertengkaran tidak berkesudahan
Dia di hujat pula oleh Ibu dari pasangannya
Tak selesai sang wanita sendu menjalani hari dengan tegar sendirian
Pasangannya sering bercerita tentang buruknya perangai sang wanita sendu kepada Ibundanya tercinta
Kali ini wanita sendu dihujani lagi dengan pesan panjang yang berisikan pesakitan , wanita sendu selalu disudutkan , Ia kalah .. karena Ia tidak pandai bercerita pada Ibunya
Pun tidak bisa bercerita pada Papanya karena sudah berkalang tanah , Lalu wanita sendu bisa apa?
Ia hanya terduduk gamang di tepian … menangis sendirian sambil berusaha terlihat baik baik saja untuk adik adik dan Ibunya , lalu menyesap kotoran hidung yang muncul karena banyaknya menangis ..
Menyadari bahwa “ya” Ia menyayangi pasangannya
Dan akan melepasnya untuk memberi tahukan
“Kamu salah karena memilih melukai si wanita sendu”
“Aishh… Sudah aku bilang bahwa tempatmu adalah menghamba padaku”, ujar si tampan kepada sang salju. Namun sang salju tak mendengarkan, karen...