Tanah makam papa nya belum mengering
Belum genap 40 hari
Tapi si wanita sendu menjalani Ramadhan dan Syawal nya dengan begitu berat
Ia di cintai dan dilukai dengan besaran yang sama oleh pasangannya
Pukulan mengenai wajahnya akibat dari cerobohnya sikapnya, Duh ! Itu karena bicaramu terlalu keras .. dan kemudian berlalu ..
Tapi pertengkaran tidak berkesudahan
Dia di hujat pula oleh Ibu dari pasangannya
Tak selesai sang wanita sendu menjalani hari dengan tegar sendirian
Pasangannya sering bercerita tentang buruknya perangai sang wanita sendu kepada Ibundanya tercinta
Kali ini wanita sendu dihujani lagi dengan pesan panjang yang berisikan pesakitan , wanita sendu selalu disudutkan , Ia kalah .. karena Ia tidak pandai bercerita pada Ibunya
Pun tidak bisa bercerita pada Papanya karena sudah berkalang tanah , Lalu wanita sendu bisa apa?
Ia hanya terduduk gamang di tepian … menangis sendirian sambil berusaha terlihat baik baik saja untuk adik adik dan Ibunya , lalu menyesap kotoran hidung yang muncul karena banyaknya menangis ..
Menyadari bahwa “ya” Ia menyayangi pasangannya
Dan akan melepasnya untuk memberi tahukan
“Kamu salah karena memilih melukai si wanita sendu”