Monday, March 20, 2023

Rupanya ada juga tak biasanya

“Aishh… Sudah aku bilang bahwa tempatmu adalah menghamba padaku”, ujar si tampan kepada sang salju.

Namun sang salju tak mendengarkan, karena ia hanya mau menghamba pada DIA, dzat yang menciptaNya

“Aiissshh.. Sudah kubilang jangan melawanku”, katanya lagi sembari menerjang hebat dan lantang

Sang salju tidak membatin lagi, Ia melawan

Agaknya sang salju mulai pongah, katanya harus mulai diberi jeda agar jera

Sang salju pergi berjalan jauh, si tampan gamang tak berkesudahan, menyesali bahwa sang salju tiada lagi sama..



Monday, September 26, 2022

Mengaku Anonim

Terkaget 

Rupanya cinta saja memang tak cukup tanpa jatuh

Terkaget

Tidak ada lagi periuk yang kosong

Terkaget

Yang hilang terbayang dalam kolase siang

Noktah tidak di elakkan

Tidak ada lagi pesakitan yang menghujam dalam


Berdiri saja di ujung perenungan singkat

Aah, sejatinya merenung memang tiada boleh panjang

Belati tidak bicara pada anyaman di kubangan


Lumpur saja yang berkubang lara

Biar saja berapa hujam asa lagi yang koyak membinasa 

Aku tetap berjibaku pada kemurnian Sang Maha

Yang mendekapku begitu hangat, seperti ingin membawaku lebih dalam lagi di Rengkuh NYA

Aku Merindui-MU

Wednesday, September 7, 2022

Yang berubah karena kesabaran cinta

Infonya, cinta itu adalah sesuatu yang abstrak, Ia tidak terprediksi hanya dari bualan bualan belaka, atau janji janji semu semata ..

Aisshh, gundah gulana dibuatnya, manis sekali perangainya akhir akhir ini, terpana aku di buatnya, meskipun harus mengerenyitkan dahi setiap act of service  yang diberikan.

Rupanya belenggu amarah itu terlepas karena hal yang disebut dengan kesabaran cinta 
Tak ternafikan, luluh lantah, hilang lah seluruh kecewa tanpa di duga

Aku dibuatnya jatuh hati..
Pada suamiku sendiri


:)

Sunday, May 8, 2022

Percobaan Terakhir

 Aku merapal doa panjang

Dan kemudian mau mencoba sekali lagi

Semoga di akhir benar ini surgaku …


Percobaan terakhir

Saturday, May 7, 2022

Rambang

Ku rapal doa doa dengan rambang

Tentang ikhlas yang tidak pernah sempurna

Tentang kalimat pesakitan yang tak kunjung usai

Katanya aku merendahkan dirinya dan keluarganya

Katanya aku begitu buruk perangai nya karena kalimat marahku

Raga mu sudah pergi tapi setiap memori tentangmu selalu bertamu

Kepergian kamu yg sederhana susah payah aku obati sendirian

Kemudian Mati rasanya kepada semua orang semakin menjadi jadi

Disaat aku sedang rapuh rapuhnya kehilangan papa

Kamu malah pergi

Kemarin aku tidak apa apa saat kamu yang menyakiti sendirian

Tapi ketika keluargamu juga turut serta

Aku menjadi tidak baik baik saja

Papa, maaf karena aku mendoakan papa sembari menangis panjang .. 40 hari sudah Papa berkalang tanah hari ini

Dan aku rindu, rasanya ingin ikut ..

Jika bukan karena papa menitipkan adik adik

Aku sudah menyerah ….


Thursday, May 5, 2022

Dua Luka

Tanah makam papa nya belum mengering

Belum genap 40 hari

Tapi si wanita sendu menjalani Ramadhan dan Syawal nya dengan begitu berat

Ia di cintai dan dilukai dengan besaran yang sama oleh pasangannya

Pukulan mengenai wajahnya akibat dari cerobohnya sikapnya, Duh ! Itu karena bicaramu terlalu keras .. dan kemudian berlalu ..

Tapi pertengkaran tidak berkesudahan

Dia di hujat pula oleh Ibu dari pasangannya

Tak selesai sang wanita sendu menjalani hari dengan tegar sendirian

Pasangannya sering bercerita tentang buruknya perangai sang wanita sendu kepada Ibundanya tercinta

Kali ini wanita sendu dihujani lagi dengan pesan panjang yang berisikan pesakitan , wanita sendu selalu disudutkan , Ia kalah .. karena Ia tidak pandai bercerita pada Ibunya

Pun tidak bisa bercerita pada Papanya karena sudah berkalang tanah , Lalu wanita sendu bisa apa?

Ia hanya terduduk gamang di tepian … menangis sendirian sambil berusaha terlihat baik baik saja untuk adik adik dan Ibunya , lalu menyesap kotoran hidung yang muncul karena banyaknya menangis ..

Menyadari bahwa “ya” Ia menyayangi pasangannya

Dan akan melepasnya untuk memberi tahukan

“Kamu salah karena memilih melukai si wanita sendu” 

Monday, February 14, 2022

Kelakar

Seseorang pernah berkelakar tentang bagaimana dua manusia saling jatuh cinta, katanya absurditas mereka sama ketinggalan jaman, mengakomodir relativitas perasaan saja, padahal ada kehidupan nyata yang perlu di seimbangkan ..


Rupanya ada juga tak biasanya

“Aishh… Sudah aku bilang bahwa tempatmu adalah menghamba padaku”, ujar si tampan kepada sang salju. Namun sang salju tak mendengarkan, karen...