Sementara engkau selalu berujar penuh amarah saat aku terluka.
Ingin betul di rengkuh olehmu saat luka ini timbul, aku ingin selalu berbisik menumpahkan kepadamu dengan hasrat mendapatkan pelukan, tatapan hangat dan permintaan maaf.
Aku terluka, dan memang dilukai
Aku tidak menjadi seseorang yang mendampingimu, mengiringimu, ternyata aku hanya sebatas menjadi sesuatu kepemilikanmu
Aku selalu berdoa aku sedang menuju perbaikan yang menjadikan aku pantas berada di surga-Nya
aku selalu mengingat ujarmu di hujan pada pada October lalu.
"Maaf tidak mengiringimu sejak 2013 lalu, aku berjanji akan menjagamu, tidak akan membuatmu terluka, dan akan membahagiakanmu, tanpa menuntut, karena cinta yang aku punya cinta tanpa jatuh"
aku bahagia dengan hanya percaya ujaran itu
aku tegak dengan hanya percaya bahwa janji suci ini akan lebih indah dengan kebenaran pengabdian ucapan hari itu
Kemudian jiwaku malah patah, dan tersungkur, seperti tidak ada lagi penyembuh
Kali ke sekian aku tidak percaya kesalahan kecilku menjadi fatal sehingga menyakiti diriku
Aku menunggu musim semiku hadir, di firdausnya, aku bersyukur sudah bertemu cara terbaik untuk pergi ke indah alamNya.
ternyata hanya dengan patuh saja.
Aku yang meminta ampun saat aku yang justru sedang terluka
Aku berusaha keras setelah mengetik ini tidak mengeluh, menangis di depanmu
Aku hanya akan menjalani tugas dan kewajiban, entah bahagia atau tidak
selama itu menjadi kunci surgaku tidak apa apa
Akan ada suatu masa aku bisa mendapatkan cintamu setelah kehilanganmu , dengan jarak itu.
Seperti seorang ayah yang menyesali semuanya, menangisi segala prilaku tidak sesuai kepada anak gadis nya yang mungil,
namun terlambat, iya menyadari setelah tanggung jawab diserahkan di ikrar akad anak wanitanya.
Duhai waktu,
Buat aku seperti mampu
Bekasi, 18 Juli 2020 pukul 09.42WIB
Ingin betul di rengkuh olehmu saat luka ini timbul, aku ingin selalu berbisik menumpahkan kepadamu dengan hasrat mendapatkan pelukan, tatapan hangat dan permintaan maaf.
Aku terluka, dan memang dilukai
Aku tidak menjadi seseorang yang mendampingimu, mengiringimu, ternyata aku hanya sebatas menjadi sesuatu kepemilikanmu
Aku selalu berdoa aku sedang menuju perbaikan yang menjadikan aku pantas berada di surga-Nya
aku selalu mengingat ujarmu di hujan pada pada October lalu.
"Maaf tidak mengiringimu sejak 2013 lalu, aku berjanji akan menjagamu, tidak akan membuatmu terluka, dan akan membahagiakanmu, tanpa menuntut, karena cinta yang aku punya cinta tanpa jatuh"
aku bahagia dengan hanya percaya ujaran itu
aku tegak dengan hanya percaya bahwa janji suci ini akan lebih indah dengan kebenaran pengabdian ucapan hari itu
Kemudian jiwaku malah patah, dan tersungkur, seperti tidak ada lagi penyembuh
Kali ke sekian aku tidak percaya kesalahan kecilku menjadi fatal sehingga menyakiti diriku
Aku menunggu musim semiku hadir, di firdausnya, aku bersyukur sudah bertemu cara terbaik untuk pergi ke indah alamNya.
ternyata hanya dengan patuh saja.
Aku yang meminta ampun saat aku yang justru sedang terluka
Aku berusaha keras setelah mengetik ini tidak mengeluh, menangis di depanmu
Aku hanya akan menjalani tugas dan kewajiban, entah bahagia atau tidak
selama itu menjadi kunci surgaku tidak apa apa
Akan ada suatu masa aku bisa mendapatkan cintamu setelah kehilanganmu , dengan jarak itu.
Seperti seorang ayah yang menyesali semuanya, menangisi segala prilaku tidak sesuai kepada anak gadis nya yang mungil,
namun terlambat, iya menyadari setelah tanggung jawab diserahkan di ikrar akad anak wanitanya.
Duhai waktu,
Buat aku seperti mampu
Bekasi, 18 Juli 2020 pukul 09.42WIB